Kamis, 29 Mei 2008

“SAPEKEN”, MAU DI BAWA KEMANA…….?

Oleh : Tahta amrillah

Sapeken adalah salah satu kecamatan yang paling mapan di bandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di kabupaten Sumenep. Kecamatan sapeken mepunyai sejarah yang terkenal suatu daerah kepulauan yang kaya dengan hasil lautnya, sehingga saat ini sapeken dapat dikatakan masih dibilang berjaya karena hasil lautnya dan sumber tambang minyak. .Keberadaan minyak yang menjanjikan, sehingga tidak heran kalau banyak para pemodal dari kota-kota dan investor asing mulai melirik dan menamkan usahanya di sapeken.
Dan celakanya sejak para pemodal, investor asing mulai memperluas usahanya sampai sekarang mulai tidak bisa diatasi. Sapeken yang dulu indah dan terkenal dengan hasil lautnya ikan yang biasa keluar masuk di terumbu karang kini sulit lagi untuk di tangkap oleh para nelayan masyarakat sapeken, entah sampai kapan masalah ini dapat di atasi?. Ini menjadi tanda tanya bagi semua kalangan, karena sampai sekarangpun pemerintah tidak pernah mengatasinya. Disisi lain maraknya penangkapan ikan dengan cara illegal ( baca:potas dan pengeboman ) yang semakin hari semakin tak teratasi, dan ketika ini di biarkan berlarut-larut akan menjadi mala petaka besar bagi masyarakat sapeken, khususnya para nelayan. Kondisi seperti ini menjadi tanggung jawab bersama sekaligus menjadi pertanyaan yang harus di jawab bersama.

-hak masyarakat belum terpenuhi
Ketidak seimbangan pendidikan terhadap masyarakat, maka kesadaran untuk membangun daerah sendiri menjadi kendala besar yang akhirnya timbal baliknya pada perekonomian masyarakat. Ketidak berhasilan pemerintah setempat dalam membangun ( modal ) hasil minyak dan hasil laut ( Ikan ) maka kemungkinan yang terjadi, pendapatan masyarakat semakin berkurang.
Tidak di pungkiri kekuatan pemodal semakin berjaya yang tujuannya adalah memonopoli pasar artinya, hasil yang diperoleh dari masyarakat menjadi keuntungan individual masing-masing, bukan milik pemerintah setempat. Disamping itu pula ruang korupsi bagi pemerintah setempat menjadi luas. Hal ini tidak sedikit laba yang di dapatkan ketika berdiri sebuah Pertamina pengoboran minyak yang ada di pagerungan dan sepanjang.
Hingga sampai sekarang masalah listrik menjadi perbincangan yang operasinya tidak sampai 24 jam, itupun kadang mengalami kerusakan, kadang nyala dengan secara bergiliran dan bahkan mati total sampai berbulan-bulan dan permintaan akan listrik menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat kepulauan di Kecamatan sapeken.
Jika dilihat dari potensi wilayah, maka masih banyak aset-aset yang tidak tergali yang terkandung dalam sumber daya alamnya, di samping bidang kelautan, sapeken juga kaya dengan daerah wisata diantara dari kesembilan kepulaun yang ada di sapeken, salah satu contoh, hamparan pantai di pulau sasiil ( baca pantai bajo ) yang tidak kalah jauh beda dengan keindahan pantai kuta yang ada di bali, dan pulau karang yang ada di kepulauan tanjung kiaok, dan masih banyak daerah wisata lainnya yang ada di kepulauan yang ada di sapeken.
Namun entah sampai kapan hal ini terjadi? sehingga wajar saja di bilang kecamatan sapekan seperti anak tiri yang tidak pernah di perhatikan oleh pemerintah, khususnya pemerintahan propinsi.
Selain itu juga dibidang transportasi, misalnya kapal yang tidak memadai untuk di tumpangi sehingga penumpang rela untuk bertumpuk-tumpukan dengan barang muatan. Di samping kapal ini adalah akses untuk kemajuan perekonomian masyarakat sapeken, contoh kongkrit lain misalnya minimnya fasilitas dan kualitas pendidikan, baik di tingkatn SD,SMP,SMA,dan sederajat, selain itu juga banyaknya dana yang di alokasikan untuk pendidikan yang tidak tepat sasaran, hal ini berdampak pada lemahnya kualitas peserta didik dalam mengkaji ilmu di sekolah.
Mengapa hal ini harus di perhatikan? karena kemajuan pembangunan bukan di ukur dan di lihat dari fisiknya tetapi di lihat dari kualitas manusianya ( skill ) dan SDMnya yang akan menjadi generasi penerus untuk daerahnya

-Pembentukan kabupaten Sapeken
Ada pepatah mengatakan sesuatu yang tidak tejadi pasti akan terjadi, namun untuk menciptakan sesuatu butuh proses yang panjang. Ketika mengutip pernyataan Bapak Badrul aini, DPRD dari fraksi PKS pada waktu seminar nasional yang diadakan oleh HIMAS, mengatakan”pembentukan kebupaten adalah hal yang wajar, tetapi ketika melihat kebupaten-kebupaten yang baru terbentuk banyak pertimbangan-pertimbangan, terutama masih banyak hari ini konsep peningkatan kesejahteraan tidak jelas proyeksinya dan realisasinya yang artinya, bukan alasan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat terpenuhi melalui pembentukan kabupaten, tetapi yang terpenting bagai mana pemerintah menerapkan ekonomi kerakyatan yang benar-benar berpihak pada rakyat.
Gagalnya ekonomi dan pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah, akibat adanya elit-elitpolitik, para intlektual dan segelintir orang-orang yang mengatas namakan kepentingan rakyat demi mewujudkan cita-citanya. Hal ini sangat transidental dengan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang.
Masalah pembentukan kabupaten adalah hal yang tekhnis, tapi yang terpenting adalah bagaimana dalam waktu yang panjang membangun basic-basic ekonomi yang kuat sebagai pondasi bagi rakyat yang sesungguhnya. Permasalahan politik adalah hal yang nomor dua setelah kekuatan ekonomi terbangun, maka kelangsungan politik akan terbangun dengan sendirinya.

Penulis : adalah mahasiswa UIN yogyakarta
Aktif di L-KMPI ( lesehan kmonitas mahasiswa persatuan islam )

7 komentar:

Archeoman mengatakan...

sapeken mau dibawa kemana itu tergantung kepada mahasiswanya, kalau seluruh mahasiswa sapeken ini punya tekad yang kuat untuk menjadi kepulauan sapeken itu menjadi kabupaten saya pikir pasti bisa. satukan visi satukan langkah masyarakt akan mendukung kita.

Goresan Anak Desa mengatakan...

g usah d bawa kemana2 biarin disana aja. emang kuat bawa sapeken ke jogja atau ke sulawesi...?
realistis kawan ! kalau anggota himas g berjuang, kerjaanya cuman kongkow2 aj, sapeken g akan bergerakkearah yang lebih baik bisa jadi tenggelam terbawa derasnya arus globalisasi.
g penting sapeken mau jadi desa, kecamatan, kabupaten ataupun menjadi propinsi, yang penting rakyat sapeken tidak tertindas. apa gunanya menjadi kabupaten kalau rakyatnya ditindas dan terhisap...
sebelum membangun sapeken runtuhkan dulu watak2 borjuis kecil yang menghujam dalam diri kita dengan cara menenggelamkan diri dalam perjuangan pembebasan rakyat sapeken dari ketertindasan dan keterhisapan. ketika menjadi mahasiswa ditndas merintih dan berontak tetapi ketika menjadi "penguasa" dikritik akan merintih kemudian menjadi penindas baru, hati2 !

Ibnu Hasan NW mengatakan...

salam...
sapeken akan kita bawa kepada kemandirian,kedejah teraan,dan ketentraman,persaudaraan dibawah naungan Islam...
kita lah anak HIMAS semuanya, arsiteknya,
>>>Adhim

Unknown mengatakan...

setiap artikel yang saya baca mayoritas isinya tentang keluhan, keluhan, dan keluhan terhadap nasib masyarakat kepulauan. berhentilah berkeluh kesah!!!berhentilah mengemis belas kasihan pemerintah!!! toh pemerintah tetap buta, dan tuli terhadap semua itu. sekarang saatnya kita memulai untuk merealisasikan sebuah konsep ekonomi BERDIKARI, bisa gak??? KITA PASTI BISA. kekayaan laut kita melimpah, saat ini ada harapan baru akan sebuah perekonomian yang lebih mapan, penanaman rumput laut begitu menjanjikan, sangat menjanjikan!!!

Unknown mengatakan...

tentang pembentukan kabupaten kepulauan??? semua memang butuh proses, tapi proses yang seperti apa itu yang perlu dipertanyakan. secara politis, nanti dulu. kemapanan ekonomi dan pendidikan itu yang utama.

Muzakkir mengatakan...

bagi saya, sapeken harus kita bawa kearah kemandirian, tentu saja masyarakatnya harus tercerdaskan, harus sejahtera. disinilah peran dan fungsi HIMAS sebagai kaum intelektual sebagai agent perubah yang pada saatnya nanti mau atau tidak dapt berkiprah dimasyarakat sebagai pelopor/pemimpin.pertanyaan kemudian apa yang sudah kita karya kan atau program apa yang sudah kita persiapkan untuk perubahan. aka perlu ada blue print tentang format sapeken 10 tahun atau 20 tahun kedepan.

idham halil mengatakan...

Sapekkan kedepan iru tergantung kite memon,kesadaran masyarakat sapekkan harus digugah daha sanggah berteori bahwa kecamatan sapeken sugi karena nia pagarungan bagal, nia sapanjah tapi langkah kongkrit dari masyarakat sapeken sendiri yang harus di kedepankan, khususnya anak-anak muda yang saya pikir punya daya nalar yang kritis, sekarang jangan larut dengan eforia politik. jangan hanya berkeluh kesah kedepan harus lebih baik . bravo anak HIMAS